Cuaca, umumnya bervariasi dari hari ke hari. Iklim, dan kondisi cuaca, memiliki pola-pola yang tetap dan hampir konstan dari tahun ke tahun, sehingga kita tahu akan apa yang disebut dengan musim.

Di Indonesia, kita hanya mengenal dua macam musim, yaitu musim panas dan musim dingin, sementara di lain negara di belahan bumi atas dan belahan bumi bagian bawah dapat merasakan adanya musim semi, musim gugur, musim dingin dan musim panas. Indonesia hanya ada dua musim dikarenakan letak geografis indonesia yang berada tepat di bagian equator bumi atau tepat di bagian tengah bumi.

Gambar 1: Zona Letak di Bagian Bumi

Banyak orang mengira bahwa selama ini musim dipengaruhi oleh adanya Aphelion dan Perihelion. Meskipun benar bahwa Bumi memiliki Perihelion, atau titik saat di mana ia paling dekat dengan matahari, dan Aphelion, atau titik terjauh dari matahari. Perbedaan antara jarak ini, sebenarnya terlalu minim untuk menghasilkan dampak yang signifikan terhadap bumi untuk urusan musim dan iklim. Mengapa demikian?. Di dalam sebuah halaman wikipedia, tertulis bahwa jarak rata-rata Bumi dari Matahari adalah sekitar 149,598,261 km. Pada titik terdekatnya, Bumi adalah sekitar 147,098,290 km dari matahari, dan pada titik terjauh dari matahari adalah sekitar 152,098,232 km. Dengan angka-angka ini sangat mudah untuk mengetahui bahwa orbit bumi mengelilingi matahari adalah tidak begitu elips (oval) melainkan lebih mirip sebagai sebuah lingkaran. Faktanya, jarak bumi dari matahari adalah tetap dan relatif konstan sepanjang orbitnya setiap tahunnya.

Sebenarnya, yang menyebabkan adanya perubahan musim adalah merupakan faktor dari letak gografis yang berbeda pada suatu daerah yang bisa menyebabkan perbedaan dalam jumlah sinar matahari yang diterima, Hal itu disebabkan oleh kemiringan pada poros bumi.

Bumi memiliki kemiringan pada porosnya sebesar 23.5°. Dengan adanya kemiringan tersebut, maka jumlah sinar matahari yang akan diterima oleh bumi  akan berbeda - beda di berbagai belahan bumi. Lihat diagram dibawah ini:


Pada diagram diatas merupakan gambar yang dilihat dari sudut matahari yang telah di miringkan sebesar 23.5°. Pada gambar terlihat bahwa matahari seakan - akan bisa naik dan turun. Jika bumi terus konstan berada pada orbitnya dan tetap miring, maka akan berbeda pula pancaran sinar matahari yang dapat kita terima di berbagai belahan dunia. Untuk lebih memudahkan kita dalam ber- imajinasi lebih jauh, lihat gambar dibawah ini.


Melihat dari gambar diatas, bayangkan jika cahaya Matahari datang dari mata kita. Pada gambar tersebut, titik berwarna kuning merupakan fokus dari cahaya Matahari.

Pada bulan Juni tanggal 21 / 22 dimana letak matahari +23.5°,  pada bulan ini bumi mencapai titik terjauhnya dengan matahari. Fokus pancaran cahaya matahari terletak di bagian yang disebut dengan Tropic of Cancer (lihat zona pada gambar 1). Pada saat itu, belahan bumi bagian utara akan mendapatkan musim panas ( Summer Solstice ). Energi matahari lebih terkonsentrasi pada belahan bumi Utara di mana sinar yang menabrak bumi lebih langsung dan dengan demikian menjadi lebih intens. Pada saat yang sama, Belahan bumi bagian Selatan tidak mendapatkan pancaran sinar matahari langsung, menyebabkan sinar matahari yang menghantam wilayah ini menjadi mengurang. Hal ini membawa datangnya musim dingin di belahan bumi selatan, atau disebut dengan Winter Solstice.

Saat matahari berada di posisi +0.0° kita sedang berada di tanggal 20 / 21 dalam bulan September, fokus matahari terletak pas dibagian equator, dibelahan bumi utara akan merasakan datangnya musim gugur setelah datangnya musim panas sampai dengan bulan Desember. Di bagian selatan bumi akan mengarah ke musim semi. Indonesia sendiri pada bulan ini akan menghadapi musim hujan. Walaupun posisi matahari sedang fokus di bagian equator yang Indonesia berada didalamnya, namun kali ini Indonesia berada di bagian bumi Selatan.

Pada tanggal 21 / 22 di bulan Desember posisi matahari ada di -23.5° belahan bumi utara akan memulai musim dingin dikarenakan sinar matahari datang menghantam bagian selatan ( bawah ) menyebabkan akan dimulainya musim panas pada bagian selatan.

Sementara, pada tanggal 20 / 21 bulan Maret belahan utara akan memulai musim semi sementara di selatan akan memulai musim gugur. Bulan Maret merupakan musim panas yang terik di Indonesia. Saat itu matahari berada di posisi -0.0° dan pancaran sinarnya langsung mengena ke arah Indonesia.

Perputaran Bumi kala Mengorbit Matahari Dalam Setahun / Perputaran Bumi Dalam 24 Jam

Untuk lebih mudah dalam memahami adanya musim, ada baiknya kita mencoba untuk meng-konvert 12 bulan menjadi 24 jam. Misalnya kita menganggap dalam 12 bulan adalah sama dengan 24 jam ( Lihat gambar diatas untuk ilustrasi ) . Jika bulan Maret merupakan jam 12 siang waktu kita, itu adalah merupakan musim panas, karena matahari saat jam 12 siang berada tepat diatas kepala kita. Sementara waktu terus berjalan sehingga sampai pada jam 18.00 sore atau pada Bulan juli, kita akan merasakan udara yang sejuk setelah terhindar dari matahari yang terik. Ketika waktu menunjukan jam 24.00 malam, ketika itu pula kita merasakan musim dingin karena tidak ada sinar matahari yang nampak. Curah hujan menjadi meningkat, karena dingin, air yang tersimpan didalam awan ketika siang hari menjadi jatuh kembali, dan ini terjadi di akhir bulan September. Disaat kita sampai di jam 06.00 pagi atau bulan Desember, kita akan bersiap siap untuk merasakan kembali panasnya sinar matahari yang terik, dan begitulah terus menerus musim silih berganti, yang semua itu faktor utamanya merupakan dari adanya sudut kemiringan bumi dalam porosnya.

Referance:
Wikipedia [EN] - Earth
Physical Geography - Earth-Sun Geometry
Ecology - The Tilting of the Earth
Loading comments...
Misc